Selamat Datang di Cekelan.com — Semua Ada Dalam Satu Genggaman.

BMKG Jember Jelaskan Penyebab Hujan Masih Terjadi di Awal Musim Kemarau

BMKG Jember ungkap alasan hujan masih terjadi di awal musim kemarau. Fenomena Rossby dan Kelvin serta tekanan rendah picu pembentukan awan hujan.


Jember, 14 Mei 2025 – Meski secara kalender telah memasuki musim kemarau, fenomena hujan masih terjadi di sejumlah wilayah Jawa Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pos Meteorologi Jember memberikan penjelasan terkait kondisi cuaca yang tampak tidak biasa ini. 



Fenomena Atmosfer Sebabkan Peningkatan Curah Hujan 


Prakirawan cuaca BMKG Pos Meteorologi Jember, Hukama Nur Akmal, mengungkapkan bahwa dalam 10 hari terakhir terjadi peningkatan intensitas hujan yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer tertentu. Salah satunya adalah munculnya gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin di kawasan Jawa Timur. 

 Gelombang Atmosfer Rossby adalah jenis gelombang besar yang terjadi di atmosfer planet, termasuk Bumi, akibat dari rotasi planet dan variasi kecepatan rotasi menurut lintang. Gelombang ini sangat penting dalam dinamika atmosfer dan berperan besar dalam pola cuaca global serta pergerakan sistem tekanan tinggi dan rendah.

Gelombang Kelvin adalah jenis gelombang atmosfer (dan juga lautan) yang dipengaruhi oleh rotasi Bumi, namun memiliki karakteristik berbeda dari gelombang Rossby. Gelombang ini sangat penting dalam dinamika tropis dan fenomena seperti El Niño.

Kehadiran dua fenomena ini berdampak langsung terhadap kondisi atmosfer, membuat udara menjadi lebih lembap dan memicu terbentuknya awan-awan hujan. Selain itu, tekanan udara rendah juga berkontribusi terhadap meningkatnya potensi curah hujan di wilayah tersebut. 




Perpaduan Angin Muson Timur dan Barat 


Angin muson timur yang biasanya menandai awal musim kemarau sebenarnya sudah mulai aktif dan bergerak ke wilayah Indonesia. Namun, terdapat sedikit pengaruh sisa angin muson barat dari Asia, yang menyebabkan ketidakstabilan cuaca.

Kondisi ini menciptakan peluang terjadinya hujan dalam beberapa hari ke depan, dengan intensitas bervariasi dari ringan hingga lebat. Masyarakat diminta tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang bisa terjadi sewaktu-waktu. 

Kemarau tetapi hujan



Musim Kemarau Tidak Berarti Bebas Hujan 


Lebih lanjut, BMKG menekankan bahwa musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Dalam konteks klimatologi, musim kemarau masih memungkinkan adanya hujan, namun intensitasnya tergolong rendah.

“Curah hujan saat ini masih berada di bawah 50 milimeter, sehingga masih dikategorikan sebagai musim kemarau,” 


Kesimpulan 

Kondisi cuaca di awal musim kemarau tahun ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor atmosfer dan dinamika angin. BMKG mengimbau masyarakat agar tetap memperhatikan informasi cuaca terkini dan tidak lengah, terutama bagi mereka yang beraktivitas di luar ruangan atau sektor pertanian.

BERITA SLIDE

JANGAN LEWATKAN