Kesenjangan sosial di Indonesia bukan hanya soal uang, tetapi juga soal bagaimana seseorang dipandang, diperlakukan, dan diberi akses terhadap hak-hak dasar. Realitas ini tampak jelas dalam kehidupan sehari-hari: mereka yang kaya lebih dihargai, yang berpendidikan lebih didengarkan, sementara yang miskin dan tak terdidik kerap dipinggirkan.
1. Kesenjangan antara Si Kaya dan Si Miskin
Kekayaan menjadi penentu utama dalam banyak hal. Orang kaya punya akses ke layanan kesehatan terbaik, pendidikan berkualitas, dan keamanan ekonomi. Sebaliknya, masyarakat miskin kerap berjuang untuk memenuhi kebutuhan pokok, bekerja keras sepanjang hari namun hasilnya tetap pas-pasan.
Fenomena ini diperparah oleh gaya hidup konsumtif dan pamer kekayaan di media sosial, yang sering menimbulkan tekanan mental pada mereka yang kurang mampu. Ketimpangan ini tak hanya soal materi, tetapi juga soal martabat.
Baca Juga: Perbedaan Ayam JOPER dan Ayam KUB: Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Peternak?
2. Antara yang Dihargai dan yang Tidak
Di banyak tempat, penghargaan terhadap seseorang ditentukan bukan oleh kepribadian atau kontribusi mereka, tapi oleh status sosial dan penampilan. Mereka yang berpakaian rapi, berbicara dengan gaya formal, atau datang dari latar belakang mapan cenderung lebih dihormati.
Sebaliknya, tukang sapu, pedagang kaki lima, atau buruh bangunan sering dipandang sebelah mata — padahal mereka adalah tulang punggung kehidupan kota. Ini menciptakan rasa ketidakadilan dan menyuburkan perasaan rendah diri di masyarakat bawah.
3. Kesenjangan Pendidikan
Pendidikan membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik. Namun, biaya yang tinggi dan akses yang terbatas membuat banyak anak dari keluarga miskin kesulitan melanjutkan sekolah. Akibatnya, jurang antara yang berpendidikan dan tidak semakin lebar.
Mereka yang berpendidikan tinggi lebih mudah mendapatkan pekerjaan, dihargai dalam diskusi, dan punya peluang lebih besar dalam hidup. Sementara yang putus sekolah sering harus menerima pekerjaan kasar dengan penghasilan minim.
Dampak Sosial dari Kesenjangan Ini
Munculnya rasa iri, kecewa, dan marah dari kelompok masyarakat yang terpinggirkan
Berkurangnya rasa keadilan dan solidaritas sosial
Potensi konflik sosial meningkat akibat rasa tidak puas yang menumpuk
Tertutupnya peluang generasi muda dari keluarga miskin untuk naik kelas sosial
Baca Juga: Perbedaan Ayam JOPER dan Ayam KUB: Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Peternak?
Apa yang Bisa Dilakukan?
1. Menumbuhkan empati sosial
Edukasi sejak dini tentang menghargai semua profesi dan latar belakang sosial sangat penting.
2. Perbaikan sistem pendidikan dan beasiswa
Pemerintah dan swasta harus memperluas akses pendidikan yang terjangkau dan merata.
3. Kesadaran individu untuk menghargai semua orang
Menghargai seseorang tidak harus menunggu mereka sukses secara materi atau pendidikan.
4. Pemerataan akses ekonomi
Dengan membuka peluang kerja dan pelatihan keterampilan, masyarakat miskin bisa mandiri secara ekonomi
Kesimpulan
Kesenjangan sosial bukan hanya soal angka, tapi soal kemanusiaan. Masyarakat yang adil adalah masyarakat yang mampu melihat setiap individu sebagai manusia yang layak dihargai, apapun latar belakangnya. Membangun keadilan sosial bukanlah tugas pemerintah semata, tetapi juga tanggung jawab kita semua.